"Biar jauh langgar gunung deng tanjong tapi Maluku tetap di hati sampe beta bale kombali lia Maluku.."
Jumat, 07 Januari 2011
NONA MALUKU: CAGAR ALAM PULAU POMBO - PART 1
NONA MALUKU: CAGAR ALAM PULAU POMBO - PART 1: "*Keadaan alam Pulau Pombo dan perairan laut sekitarnya yang mempunyai kekhasan flora dan fauna beserta ekosistemnya yang perlu dilindungi da..."
CAGAR ALAM PULAU POMBO - PART 2
Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan Cagar Alam/Taman Laut Pulau Pombo hingga saat ini, antara lain :
1. Sebagai sarana penelitian dan laboratorium lapangan studi kelautan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi (P3O)-LON/LIPI dan PUSDI-PSL/EPM serta Fakultas Perikanan UNPATTI.
2. Sebagai sarana pendidikan dan latihan konservasi sumber daya alam dan pariwisata alam (ecoturisme) : kader konservasi, pencinta alam, pemandu wisata alam oleh BKSDA Wilayah VIII-Kanwil Dephut Propinsi Maluku bekerjasama dengan Kanwil Depparpostel dan Dinas Pariwisata Propinsi Maluku.
3. Sebagai sarana dan tujuan wisata Pulau Pombo sangat dekat dengan pusat pemukiman di Pulau Ambon dan Pulau Haruku dengan assesibilitas tinggi/sarana transportasi mudah. Selain wisatawan nusantara juga wisatawan mancanegara, banyak berkunjung ke Pulau Pombo dengan menggunakan speed-boat dari Tulehu, Waai dan Liang.
4. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat selain memperoleh manfaat ekonomi dari hasil menyewakan alat angkutan air (perahu, speed-boat dll.) juga sebagai sumber perikanan tradisional (ikan dan kerang-kerangan) baik pada musim barat maupun musim timur serta sebagai tempat istirahat bagi para nelayan. Tekanan pemanfaatan yang tinggi ini telah mengkhawatirkan kelestarian keutuhan Cagar Alam/Taman Laut Pulau Pombo. Tidak jarang pula mereka dalam menangkap ikan tersebut menggunakan bom atau racun alami yang dapat merusak kelestarian ikan dan terumbu karang.
FASILITAS
• 2 (dua) buah bangunan Pos Jaga
• 1 (satu) buah bangunan Pondok Kerja
• 1 (satu) buah bangunan Pondok Jaga
• 1 (satu) buah bangunan MCK dan 1 buah Sumur Bor
• 3 (tiga) buah shelter, dan
• 1 (satu) buah Menara Pengintai di Pulau Pombo
• 1 (satu) buah generator dan alat penerangan
• 1 (satu) buah Pos Jaga
• 1 (satu) buah sumur bor
• 3 (tiga) buah speed-boat, serta
• Dermaga dan garasi speed-boat di Wainuru, Liang
• Terdapat beberapa hotel/penginapan di Ambon
CARA MENCAPAI KAWASAN
Untuk mencapai kawasan Taman Laut Pulau Pombo, dapat ditempuh dengan cara :
• Dari Ambon ke Tulehu atau ke Waai atau ke Liang melalui jalan darat dengan waktu ± setengah sampai satu jam.
• Kemudian dilanjutkan melalui laut dari Tulehu ke Pulau Pombo atau dari Waai ke Pulau Pombo atau dari Waai ke Pulau Pombo atau dari Liang ke Pulau Pombo (15 menit) dengan menggunakan speed-boat pada musim barat. Sedangkan pada musim timur biasanya cuacanya buruk, sehingga diperlukan waktu yang lebih lama yaitu antara 20-30 menit.
1. Sebagai sarana penelitian dan laboratorium lapangan studi kelautan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi (P3O)-LON/LIPI dan PUSDI-PSL/EPM serta Fakultas Perikanan UNPATTI.
2. Sebagai sarana pendidikan dan latihan konservasi sumber daya alam dan pariwisata alam (ecoturisme) : kader konservasi, pencinta alam, pemandu wisata alam oleh BKSDA Wilayah VIII-Kanwil Dephut Propinsi Maluku bekerjasama dengan Kanwil Depparpostel dan Dinas Pariwisata Propinsi Maluku.
3. Sebagai sarana dan tujuan wisata Pulau Pombo sangat dekat dengan pusat pemukiman di Pulau Ambon dan Pulau Haruku dengan assesibilitas tinggi/sarana transportasi mudah. Selain wisatawan nusantara juga wisatawan mancanegara, banyak berkunjung ke Pulau Pombo dengan menggunakan speed-boat dari Tulehu, Waai dan Liang.
4. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat selain memperoleh manfaat ekonomi dari hasil menyewakan alat angkutan air (perahu, speed-boat dll.) juga sebagai sumber perikanan tradisional (ikan dan kerang-kerangan) baik pada musim barat maupun musim timur serta sebagai tempat istirahat bagi para nelayan. Tekanan pemanfaatan yang tinggi ini telah mengkhawatirkan kelestarian keutuhan Cagar Alam/Taman Laut Pulau Pombo. Tidak jarang pula mereka dalam menangkap ikan tersebut menggunakan bom atau racun alami yang dapat merusak kelestarian ikan dan terumbu karang.
FASILITAS
• 2 (dua) buah bangunan Pos Jaga
• 1 (satu) buah bangunan Pondok Kerja
• 1 (satu) buah bangunan Pondok Jaga
• 1 (satu) buah bangunan MCK dan 1 buah Sumur Bor
• 3 (tiga) buah shelter, dan
• 1 (satu) buah Menara Pengintai di Pulau Pombo
• 1 (satu) buah generator dan alat penerangan
• 1 (satu) buah Pos Jaga
• 1 (satu) buah sumur bor
• 3 (tiga) buah speed-boat, serta
• Dermaga dan garasi speed-boat di Wainuru, Liang
• Terdapat beberapa hotel/penginapan di Ambon
CARA MENCAPAI KAWASAN
Untuk mencapai kawasan Taman Laut Pulau Pombo, dapat ditempuh dengan cara :
• Dari Ambon ke Tulehu atau ke Waai atau ke Liang melalui jalan darat dengan waktu ± setengah sampai satu jam.
• Kemudian dilanjutkan melalui laut dari Tulehu ke Pulau Pombo atau dari Waai ke Pulau Pombo atau dari Waai ke Pulau Pombo atau dari Liang ke Pulau Pombo (15 menit) dengan menggunakan speed-boat pada musim barat. Sedangkan pada musim timur biasanya cuacanya buruk, sehingga diperlukan waktu yang lebih lama yaitu antara 20-30 menit.
CAGAR ALAM PULAU POMBO - PART 1
*Keadaan alam Pulau Pombo dan perairan laut sekitarnya yang mempunyai kekhasan flora dan fauna beserta ekosistemnya yang perlu dilindungi dan perkembangannya yang berlangsung secara alami telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi sumber daya alam dengan kategori kawasan suaka alam.
Penetapan kawasan suaka alam Pulau Pombo dengan status Cagar Alam/Taman Laut dilakukan melalui SK. Menteri Pertanian Nomor : 327/Kpts/Um/7/1973 tanggal 25 Juli 1973 dengan luas 1.000 ha, termasuk datan,ar terumbu karang (coral reef) dan lagun.
Sebagai Cagar Alam/Taman Laut, maka kegiatan pemanfaatan sumber daya alam Pulau Pombo yang dapat dilakukan adalah dengan titik berat untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya (UU No. 5 Tahun 1990, Pasal 17.1).
Pulau Pombo sebagai salah satu kawasan konservasi sumber daya laut yang penting dan berpotensi tinggi di Propinsi Maluku perlu dikembangkan menjadi asset Nasional yang dapat mendorong percepatan tercapainya sasaran Pembangunan Nasional pada umumnya dan Propinsi Maluku pada khususnya.
Secara geografis Pulau Pombo ini terletak di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku dengan koordinat 128°22'09" BT dan 3°31'35" LS. Sedangkan secara administratrif pemerintahan kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Topografi lapangan kawasan konservasi ini pada umumnya datar dengan ketinggian rata-rata 0-4 m di atas permukaan laut.
Keadaan pantainya merupakan sebuah atol atau circular reef yang melingkari sebuah lagun dan tidak mengurung pulau.
Kejernihan air laut di lagun memungkinkan tembus pandang ke dasar laut yang berupa taman laut yang indah. Pada waktu surut, daratan karang yang sangat indah ini muncul di permukaan laut.
Cagar Alam/Taman Laut Pulau Pombo memiliki pemandangan laut berupa batu-batu karang yang sangat indah yang tersusun rapi sangat alamiah, dipadukan dengan kehidupan sebagai jenis ikan hias, zoo-plankton dan kerang-kerangan.
Kawasan konservasi ini juga merupakan tempat singgah dan bersarang salah satu jenis burung khas/endemik Maluku yaitu burung Pombo (Ducula bicolor) dan berbagai jenis burung lainnya.
Kondisi fisik perairan Pulau Pombo (arus berputar/up-welling dan ketersediaan makanan) memungkinkan tersedianya sumber daya perikanan yang berpotensi tinggi. Potensi perikanan utama di kawasan konservasi ini adalah ikan puri (Stolephorus sp.), momar (Decapterus sp.), komu (Auxis thzard), lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae) serta moluska seperti kima (Tridacnidae), bia jalang (Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus), bia kambing (Lambis sp.), bia gengge (Nautilus pompilius), japing-japing (Pinctada margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae. Dari jenis-jenis moluska tersebut ada beberapa jenis yang langka atau sudah dilindungi berdasarkan SK. Menhut No. 12/Kpts-II/1987 seperti kima (Tridacnidae), lola (Trochus niloticus), bia gengge (Nautilus pompilius) dan triton trompet (Charonnia tritonis).
Penetapan kawasan suaka alam Pulau Pombo dengan status Cagar Alam/Taman Laut dilakukan melalui SK. Menteri Pertanian Nomor : 327/Kpts/Um/7/1973 tanggal 25 Juli 1973 dengan luas 1.000 ha, termasuk datan,ar terumbu karang (coral reef) dan lagun.
Sebagai Cagar Alam/Taman Laut, maka kegiatan pemanfaatan sumber daya alam Pulau Pombo yang dapat dilakukan adalah dengan titik berat untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya (UU No. 5 Tahun 1990, Pasal 17.1).
Pulau Pombo sebagai salah satu kawasan konservasi sumber daya laut yang penting dan berpotensi tinggi di Propinsi Maluku perlu dikembangkan menjadi asset Nasional yang dapat mendorong percepatan tercapainya sasaran Pembangunan Nasional pada umumnya dan Propinsi Maluku pada khususnya.
Secara geografis Pulau Pombo ini terletak di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku dengan koordinat 128°22'09" BT dan 3°31'35" LS. Sedangkan secara administratrif pemerintahan kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Topografi lapangan kawasan konservasi ini pada umumnya datar dengan ketinggian rata-rata 0-4 m di atas permukaan laut.
Keadaan pantainya merupakan sebuah atol atau circular reef yang melingkari sebuah lagun dan tidak mengurung pulau.
Kejernihan air laut di lagun memungkinkan tembus pandang ke dasar laut yang berupa taman laut yang indah. Pada waktu surut, daratan karang yang sangat indah ini muncul di permukaan laut.
Cagar Alam/Taman Laut Pulau Pombo memiliki pemandangan laut berupa batu-batu karang yang sangat indah yang tersusun rapi sangat alamiah, dipadukan dengan kehidupan sebagai jenis ikan hias, zoo-plankton dan kerang-kerangan.
Kawasan konservasi ini juga merupakan tempat singgah dan bersarang salah satu jenis burung khas/endemik Maluku yaitu burung Pombo (Ducula bicolor) dan berbagai jenis burung lainnya.
Kondisi fisik perairan Pulau Pombo (arus berputar/up-welling dan ketersediaan makanan) memungkinkan tersedianya sumber daya perikanan yang berpotensi tinggi. Potensi perikanan utama di kawasan konservasi ini adalah ikan puri (Stolephorus sp.), momar (Decapterus sp.), komu (Auxis thzard), lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae) serta moluska seperti kima (Tridacnidae), bia jalang (Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus), bia kambing (Lambis sp.), bia gengge (Nautilus pompilius), japing-japing (Pinctada margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae. Dari jenis-jenis moluska tersebut ada beberapa jenis yang langka atau sudah dilindungi berdasarkan SK. Menhut No. 12/Kpts-II/1987 seperti kima (Tridacnidae), lola (Trochus niloticus), bia gengge (Nautilus pompilius) dan triton trompet (Charonnia tritonis).
Langganan:
Postingan (Atom)